Bakteri yang merugikan – Dalam kehidupan ini terdapat jenis bakteri, namun bakteri-bakteri tersebut ada yang merugikan . Jika anda ingin lebih banyak mengetahui tentang bakteri silahkan juga kunjungi disini. Dalam artikel tersebut dijelaskan tentang bentuk, struktur tubuh, makanan bakteri, pernapasan, reproduksi serta pertumbuhan bakteri. Namun kali ini kami akan bahas tentang bakteri yang merugikan bagi manusia.
Bakteri penyebab penyakit
Bakteri yang menyebabkan penyakit sangat banyak jumlahnya. Bakteri itu disebut bakteri patogen. Contoh :
- Diplococcus pneumoniae, penyebab radang paru-paru yang dinamakan pneumonia. Penularannya lewat saluran pernapasan.
- Treponema pallidum, penyebab sifilis yang penularannya secara kontak langsung maupun tidak langsung.
- Vibrio comma atau Vibrio cholerae, penyebab penyakit kolera dan penularannya lewat makanan dan minuman.
- Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit tuberkulosis (TB) yang dapat dicegah dengan menggunakan vaksin Baccillus Calmette Guirine (BCG).
- Salmonella typhosa, penyebab penyakit tifus.
- Shigella dysenteriae, penyebab penyakit disentri.
- Bordetella pertussis, penyebab penyakit batuk rejan.
- Corynebacterium diphtheriae, penyebab penyakit difteri yang merupakan peradangan pada tenggorokan.
Penanggulangan terhadap bakteri patogen dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) sebelum terkena penyakit yaang menggunakan vaaksin dan tindakan pengobatan (kuraatif) pada saat orang menderita sakit.
Pemberian vaksin dimaksudkan untuk mendapatkan kekebalan yang bersifat aktif (tubuh aktif membuat antitoksin) karena dipacu atau dirangsang oleh bakteri yang terdapat di dalam vaaksin. Untuk mendapatkan kekebalan yang bersifat pasif pada manusia dapat digunakan serum karenaa telah mengandung zat antitoksin. Jadi tubuh tinggal menerima zat antitoksin tadi.
Contoh vaksin, antara lain:
- DPT, untuk penyaakit defteri, pertusis, dan tifus.
- BCG, untuk penyakit tuberkulosis.
- TCD, untuk penyakit tifus, kolera, dan disentri.
Contoh serum, antara lain:
- Antitetanus Serum (ATS), untuk penyakit tetanus.
- Antidifteri Serum (ADS), untuk penyakit difteri.
Untuk tindakan kuratif dapat dilakukan dengan memberikan obat secara per oral maupun dengan suntikan. Misalnya, ampisilin, nitrofurans, penisilin, isoniazid, dan dihidrostreptomisin.
Bakteri penghasil racun
Beberapa jenis bakteri dapat menghsilkan racun yang menyebabkan gangguan fisiologis, bahkan kematian. Contoh :
- Pseudomonas cocovenenas, menyebabkan racun pada tempe bongkrek.
- Escherichia coli, merupakan penghuni tetap pada usus besar dan biasanya membantu dalam pembentukan vitamin K (menguntungkan), tetapi dalam keadaan tertentu dapat menghasilkan eksotoksin yaang dapat meenimbulkan diare pada anak-anak.
Bakteri pembusuk makanan
Jika dipandaang dari manfaatnya, jenis bakteri pembusuk bersifat menguntungkan, misalnya membusukkan sampah-sampah organik sehingga alam sekitar kita tidak penuh sampah. Selain itu, dari sampah organik dapat diuraikan menjadi senyawa anorganik yaang dimanfaatkan oleh tumbuhan dan menyuburkan tanah. Hal itu dapat dipahami pada pembuatan pupuk kompos dan pupuk kandang. Akan tetapi, jika bakteri pembusuk itu bekerja pada makanan yang masih dimanfaatkan manusia maka bakteri tersebut bersifat merugikan. Contoh bakteri pembusuk yang merugikan manusia, antara lain :
- Enterobacter aerogenes, menyebabkan kerusakan paada sir susu sehingga berlendir dan berbutir-butir.
- Chromobacterium, menyebabkan pembusukan pada daging dan ikan.
- Erwinia carotovora, menyebabkan pembusukan pada sayuran dan buah-buahan.
Untuk menghindari pembusukan makanan yang disimpan akibat aktivitas bakteri pembusuk maka perlu dilakukan pengawetan (preservasi). Cara-cara pengawetan makanan, misalnya :
- Pengeringan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air di dalam makanan sehingga aktivitas bakteri untuk membusukkan makanan dapat dihindari dan tidak dapat dipakai untuk pertumbuhannya.
- Pendinginan di bawah suhu optimum bakteri sehingga enzim yang bekerja di dalam tubuh bakteri tidak aktif. Misalnya, dimasukkan dalam lemari es atau diberi es.
- Pengemasan, pemanisan, dan penggaraman dengan tujuan konsentrasi larutan yang terdapat di luar tubuh baakteri lebih besar dari pada cairan plasma dalam tubuh bakteri. Oleh karena itu, cairan dalam tubuh bakteri akan keluar (lisis) dan tidak mampu berbiak.
- Pengasapan dengan menggunakan gas etilen oksida dan propilin oksida.
- Sterilisasi dengan pemanasan pada suhu di atas 100oC atau pasteorisasi dengan pemanasan pada suhu 60oC dalam waktu ± 15 menit. Dengan sterilisasi diharapkan semua bakteri dan sporanya mati. Akan tetapi, dengan pasteurisasi hanya bakteri patogen saja yang mati, sedangkan protein yang terkandung di dalam bahan makanan tidak rusak.
- Radiasi dengan menggunakan sinar radioaktif, seperti sinar gamma, sinar-X, dan sinar ultraviolet.
Sumber: afghanus.com