KALENDER


Free Blog Content
BELAJAR BERSAMA - GO GREEN SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA
TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI, NIKMATI SAJIAN DARI BLOG KAMI

Jumat, 09 Maret 2012

GANGGANG BIRU

GANGGANG BIRU - Ganggang biru merupakan ganggang yang paling sederhana. Dalam beberapa hal, strukturnya mirip dengan sel bakterisehingga sementara ahli ada yang menggunakan istilah bakteri hijau biru (Cyanobacteria) untuk organisme tersebut. Sungguhpun demikian, organisme tersebut memiliki klorofil a sebagai organ fotosintesis yang berbeda dengan klorofil pada bakteri fotosintesis. Selain itu, ganggang tersebut juga melepaskan O2 sebagai hasil fotosintesis yang tidak dijumpai pada bakteri. Alasan inilah yang menempatkan organisme tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu Cyanophyta.

Struktur tubuh ganggang biru

Struktur morfologi gaanggang biru bermacam-macam, ada yang bersel tunggal, hidup soliter, dan bersel banyak membentuk koloni. Yang berkoloni biasanya berupa (filamen). Filamen tersusun dari sederertan sel berbentuk tabung yang disebut trikom. Setiap individu berupa sel atau filamen yang dilapisi selubung gelatin. Dinding sel daan membran sel dibangun dari molekul lipoprotein, lipopolisakarida, dan mukoprotein.

Sitoplasma mengandung ribosom dan DNA. Proses fotosintesis terjadi pada bagian lamela yang mengandung klorofil dan karotenoid. Ganggang biru memiliki sianosom yang mengandung pigmen fikobilin. Fikobilin adalah gabungan dari fikosianin (berwarna biru) dan fikoeritrin (berwarna merah). Pada umumnya, fikosianin dominan sehingga menyebabkan ganggang berwarna biru.

Habitat ganggang biru

Kebanyakan ganggang biru hidup di perairan, baik air tawar maupun air laut. Ada pula yang hidup di tempat-tempat lembap, menempel padaa batu-batuan yang tidak dihuni tumbuhan lain, bahkan di sumber air panas dengan suhu 85oC pun dapat tumbuh subur. Selain itu, ganggang biru da yang terdapat sebagai endofit atau epifit pada tubuh tumbuhan dan hewan.

Jenis-jenis ganggang biru

a. Bersel tunggal
- Chroococcus, biasanya hidup di dasar kolam yang tenang, sel-sel yang masih mudaa tetap barsatu karena ada selubung pengikat. Pada umumnya, perkembangbiakan secara vegetatif dengan membelah diri.
- Gloeocapsa, tubuhnya mirip Chroococcus dan mempunyai selubung yaang berwarna. Hidup pada batu-batuan sebagai tanaman perintis dan ada pula yang hidup epifit.

b. Berkoloni
- Polycystis, bentuk koloninya seperti bola atau tidak teratur. Perkembangbiakan secara membelah diri dari masing-masing sel dan ada juga secara fragmentasi, yaitu memisahkan bagian dari koloninya.

c. Bentuk benang
- Oscillatoria, tersusun dari sel-sel yang pipih dan dari pembelahan sel mengakibatkan benang menjadi semakin panjang. Perkembangbiakan secara fragmentasi, yaitu memisahkan sebagain benang daan akan terbentuk benang yang baru. Benang yang tumbuh itu disebut hormogonium.
- Rivularia, benangnya berbentuk seperti cambuk. Sel yang di paangkal lebih lebar atau besar dari pada sel yang di ujung. Sel di pangkal merupakan heterokista yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan.
- Nostoc, benangnya tersusun dari sel-sel yang berbentuk bola. Pada tempat tertentu terdapat sel dengan bentuk berbeda dari sel di sekitarnya disebut heterokista. Di dekat heterokista sering putus sehingga terjadi hormogonium dan akan tumbuh menjadi Nostoc yang baru.

Peranan ganggang biru dalam kehidupan

Ganggang biru berperan dalam kehidupan manusia, ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.

a. Ganggang biru yang menguntungkan
Ganggang biru adalah fitoplankton di ekositem perairan dan berperan sebagai produsen dalam rantai makanan. Hal itu penting untuk perikanan air tawar maupun air laut.

Ada sebagian ganggang biru yang dapat menyuburkan tanah karena mampu memfiksasi N2 dari udaara, misalnya Nostoc daan Gloeocapsa. Anebaena azollae bersimbiosis dengan paku air (Azolla pinnata) yang hidup terapung di air. Daun Azolla pinnata mengandung nitrat hasil fisasi N2 oleh Anabaena azollae. Kandungan nitrogen yang banyak di dalam taanah adalah sutu pertanda kesuburan tanah itu.

Beberapa jenis ganggang biru mulai dikembangkan untuk sumber makanan yaang bernilai gizi tinggi, misalnya Spirulina maxima yang dimanfaatkan untuk sumber protein disebut Protein Sel Tunggal (PST).

b. Ganggang biru yang merugikan
Ada beberapa ganggang biru yang merugikan karena menyebabkan kematian organisme di dalam air maupun yang minum air beracun tersebut. Misalnya, Microcystis aurugynosa, Anabaena flosaquae, dan Aphanizomenom sp.

Sumber : afghanus.com

Jumat, 14 Oktober 2011

PROFILE YONGKI A


YONGKY ARIWIBOWO

Yongki Aribowo (ditulis juga Yongki Ariwibowo, lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 23 November 1989; umur 21 tahun) adalah seorang pemain sepak bola profesional yang kini bermain di klub Arema Indonesia. Sebagai penyerang, Yongki memiliki kecepatan, kelincahan, kemampuan mengontrol bola, memanfaatkan perangkap offside, tendangan terukur mematikan, dan sundulan bola-bola atas yang cukup baik. Seperti pemain lain ia juga mempunyai idola, pemain yang ia kagumi adalah striker AC Milan, Filippo Inzaghi. Saat ini ia tergabung dalam Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dari tiga kali penampilan ia sudah menabung dua gol, ketika timnas bersua Maladewa dan Timor Leste.

karier klub

SSB Sinar Jaya

Yongki memulai masa sebagai pemain sepak bola di SSB Sinar Jaya, Tulungagung sebagai pemain binaan pada tahun 2004. Disini, bakatnya terlihat dalam kemampuannya menggocek bola, kecepatan saat membawa bola, kelincahan dalam menipu pemain bertahan lawan, dan keahliannya dalam menerobos perangkap offside. Pada tahun 2006, dengan harapan memupuk karier sepak bola profesionalnya, ia kemudian berhenti dari SSB Sinar Jaya untuk bergabung dengan klub profesional pada saat itu yang bernama Perseta.

Perseta

Pada tahun 2006, Yongki bergabung dengan Perseta, namun ia diterima hanya sebagai tim junior. Tidak pupus harapan dengan hanya memasuki tim junior, Yongki terus berusaha keras untuk dapat menembus tim inti.

Di Perseta Junior, talenta Yongki semakin berkembang, tapi justru dia malah sering dibangkucadangkan oleh pelatih Perseta Junior.

PSBI Blitar

Tak betah di Perseta, dia melabuhkan kakinya untuk merumput di klub sepak bola tetangga, PSBI Blitar yang notabene sebagai klub yang kastanya setingkat lebih tinggi dari Perseta. Posisi Yongki sebagai striker yang pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan dan memiliki kecepatan lari di atas rata-rata membuat pengurus Persik Kediri tertarik dan merekrutnya sebagi pemain Persik Kediri U-21.

Persik Kediri

Yongki bergabung dengan Persik Kediri U-21 pada musim 2008-2009. Saat bermain bersama Persik Kediri U-21, Yongki tampil sebanyak 25 kali dan mencetak 16 gol.

Walaupun sudah direkrut sebagai pemain Persik Kediri U-21 yang kastanya setingkat lebih tinggi dari PSBI Blitar, lagi – lagi nasib Yongki kurang begitu mujur. Dia lebih sering menjadi pemain cadangan dan kalah pamor dari striker muda lainnya seperti Aan Andik. Sementara tim inti Persik Kediri kala itu penuh dengan penyerang papan atas Indonesia Super League seperti Cristian Gonzales, Budi Sudarsono, dan Ronald Fagundez, sehingga ia kurang diperhitungkan.

Pada paruh musim Indonesia Super League 2009-2010, ia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk tampil bersama tim inti, sebanyak 19 kali dan mencetak 7 gol.

Arema Indonesia

Selepas terdegradasinya Persik Kediri dari Indonesia Super League ke Divisi Utama pada Liga Super Indonesia musim 2009-2010, Yongki bergabung dengan klub Arema Indonesia, sebuah klub penghuni Liga Super Indonesia, dengan status Free Transfer, dikarenakan masa kontraknya yang telah habis.

Persisam Putra Samarinda

Pada 13 Oktober 2011, Yongki resmi bergabung dengan Persisam Putra Samarinda.


Legenda Air Terjun Coban Rondo


Legenda Air Terjun Coban Rondo

Dahulu kala ada sepasangan pengantin yang baru melangsungkan pernikahannya. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang akan menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah 36 hari (selapan) menikah, Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Namun orang tua Dewi Anjarwati melarang karena baru “selapan” menikah. Tetapi keduanya bersikeras pergi dengan segala resiko apapun yang akan terjadi di perjalanan.

Dalam perjalanan mereka bertemu dengan Joko Lelono. Tampaknya Joko Lelono tertarik dengan kecantikan Dewi Anjarwati. Selanjutnya Joko Lelono berusaha merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron Kusuma. Perkelahianpun tidak dapat dihindarkan, sebelum berkelahi Raden Baron Kusuma memerintahkan para punakawan (pendamping) agar membawa Dewi Anjarwati ke suatu tempat yang ada Cobannya (air Terjun). Pertempuran antara dua orang ini berlangsung seru. Karena sama mempunyai ilmu yang sama keduanya gugur dalam perkelahian itu.

Dengan meninggalnya Raden Baron Kusuma maka Dewi Anjarwati menjadi jandda atau “rondo” dalam bahasa Jawa. Sejak saat itulah air terjun yang ditempati Dewi Anjarwati lebih dikenal sebagai Coban Rondo. Konon batu besar yang ada dibawah air terjun itu merupakan tempat dudu sang putri.

INFORMASI COBAN RONDO

*. Air Terjun Coban Rondo memiliki ketinggian 84 meter.

*. Air Terjun Coban Rondo berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut.

*. Suhu rata-rata +/- 22 derajat Celcius.

*. Coban Rondo pertama kali dipergunakan sebagai obyek wisata pada tahun 1980.

*. Coban Rondo berada di desa Pandansari Kecamatan Pujon Kab. malang.

*. Letak Coban Rondo berada dalam wilayah KPH Perum Perhutani Malang.

*. Debit air terjun pada musim penghujan 150 liter/ detik.

*. Debit air terjun pada musim kemarau 90 liter/ detik.

PRAMUKA INDONESIA


PRAMUKA INDONESIA

gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.

“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Lambang dari gerakan gerakan ini adalah bayangan tunas kelapa. Lambang tersebut diciptakan oleh Sunardjo Atmodipuro, karena ia berfikir bahwa seluruh bagian dari pohon kelapa bermanfaat. Diharapkan dengan lambang itu, para pramuka bisa memberi banyak manfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitar.

(Dari www.purnayatarigan.blogdetik.com)

TANDA JABATAN


TANDA JABATAN

Lisensi Dipegang Oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia , dapat dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran

Tanda Jabatan bagi Pramuka Penegak dan pandega . Dari kiri ke kanan , atas ke bawah :

  • 1.Pengurus Dewan Ambalan Penegak (Ambalan di Gugus Depan)
  • 2.Pengurus Dewan Racana Pandega (Racana di Gugus Depan)
  • 3.Pengurus Dewan Kerja Ranting Penegak dan Pandega (Tingkat Kwartir Ranting di Kecamatan)
  • 4.Pengurus Dewan Kerja Cabang Penegak dan Pandega (Tingkat Kwartir Cabang di Kota atau Kabupaten)
  • 5.Pengurus Dewan Kerja Daerah Penegak dan Pandega (Tingkat Kwartir Daerah di Propinsi)
  • 6.Pengurus Dewan Kerja Nasional Penegak dan Pandega (Kwatir Nasional)

(Dari berbagai sumber)

Kamis, 13 Oktober 2011

Legenda Putri Pukes


Legenda Putri Pukes

Alkisah pada masa lampau di kampung Nosar, Aceh Tengah, hiduplah sepasang suami istri yang memiliki seorang anak gadis bernama Putri Pukes. Karena sang gadis telah cukup umur, sepasang suami istri itu sangat berharap agar ia segera berjodoh. Siang malam mereka memanjatkan doa agar keinginan mereka segera terlaksana.


Tuhan mendengar doa mereka. Tak berapa lama kemudian, datang sebuah keluarga yang berasal dari Kampung Samar Kilang melamar Putri Pukes. Alangkah bahagianya orang tua Putri Pukes. Setelah melakukan pembicaraan, kedua keluarga sepakat untuk menikahkan anak anak mereka seminggu kemudian.


Kebahagiaan orang tua Putri Pukes mewarnai hari hari dalam keluarga mereka. Aneka persiapan dilakukan untuk menyambut hari pernikahan yang tak lama lagi. Kesibukan membuat sepasang suami istri itu tak menyadari kesedihan yang meliputi hati anak semata wayang mereka.


Meski telah dilamar seorang pemuda tampan, tampaknya Putri Pukes belum siap untuk menikah. Pernikahan yang membuatnya harus meninggalkan orang tua dan kampung halamannya membuat ia bersedih hati. Namun apa daya, Putri Pukes tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Ia memendam kesedihannya dalam hati.


Tibalah saat yang dinanti nanti. Pesta pernikahan Putri Pukes digelar sangat meriah. Banyak tamu yang datang untuk melihat sepasang pengantin yang serasi itu. Senyum senantiasa menghiasi bibir setiap orang yang ada disana. Agar kesedihannya tak nampak, Putri Pukes berusaha tersenyum menyambut para tamu.


Setelah berlangsung beberapa jam, usai sudah pesta pernikahan Putri Pukes. Sesuai adat setempat, orang tua Putri Pukes membekalinya berbagai peralatan rumah tangga untuk dibawanya ke rumah sang suami. Rombongan keluarga dari Samar Kilang bersiap siap hendak kembali ke kampung mereka dengan membawa serta seorang anggota keluarga baru.


Ibunda Putri Pukes memberinya wejangan sebelum sang putri dilepasnya pergi. “Baik baiklah kau dengan keluarga barumu, nak…”, kata sang bunda. “Patuhlah pada suamimu dan hormatlah pada kedua mertuamu…”, tambahnya lagi. Putri Pukes tak sanggup menahan kesedihannya lagi. Air matanya jatuh berderai. Akhirnya ibu dan anak itu menangis sambil berpelukan.


Ketika rombongan telah siap berangkat, sekali lagi ibunda Putri Pukes berpesan pada anaknya. “Jika kau sudah berangkat nanti, janganlah kau menengok ke belakang, nak…”, katanya berbisik di telinga Putri Pukes. Putri Pukes hanya mengangguk. Ia tak sanggup berkata kata.


Rombongan dari Samar Kilang meninggalkan rumah orang tua Putri Pukes ketika hari menjelang sore. Tak disangka, hujan lebat datang mengguyur mereka di tengah jalan. Sang suami segera membawa Putri Pukes untuk berteduh di sebuah gua. Air mata yang mengalir di wajah Putri Pukes bercampur dengan air hujan yang turun deras. Karena hatinya yang sangat sedih, Putri Pukes mengabaikan pesan ibunya. Sebelum masuk gua, Putri Pukes menengok ke belakang. Ia berharap dengan melihat kampungnya dari jauh kesedihannya akan berkurang.


Melanggar pesan seorang ibu ternyata membawa petaka bagi Putri Pukes. Segera saja setelah ia menengok ke belakang, kilat menyambar tubuhnya berkali kali. Seketika itu juga tubuh Putri Pukes berubah menjadi batu.


Hingga kini, tubuh Putri Pukes yang diletakkan dalam sebuah gua masih ada. Gua yang akhirnya terkenal sebagai Gua Putri Pukes itu terletak di Takengon, Aceh tengah. Menurut penjaga gua, batu yang dipercaya sebagai jelmaan tubuh Putri Pukes itu semakin membesar karena air mata sang putri yang kadang kadang menetes berubah menjadi batu. Tak sedikit juga yang percaya, batu itu menitikkan air mata jika orang yang mengunjunginya sedang bersedih hati.


(dari berbagai Sumber)


Asal Usul Danau Toba


Asal Usul Danau Toba

Di Sumatera Utara terdapat danau yang sangat besar dan ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa.

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.

Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.

“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.

Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.

Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.

Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.


(dari berbagai sumber)